Abdul
Rasul Sayaf adalah seorang ulama serta panglima perang Afghanistan yang pernah
belajar di Universitas al-Azhar di Kairo. Pada mulanya, ia adalah sponsor Osama
bin Laden di Afghanistan.[1] Abdul Rasul Sayaf merupakan anggota dari etnis
Pashtun yang cukup dominan di Afghanistan. Ia adalah ketua Ittehad Islam
(Persatuan untuk Pembebasan Afghanistan), sebuah partai di Afghanistan. Rasul
Sayyaf sangat fasih dalam berbahasa Arab, dan ia sangat erat dengan Arab Saudi.[2]
Sayyaf adalah seorang Muslim Wahabi, memiliki hubungan dekat dengan Osama Bin
Laden selama jihad melawan Uni Soviet. Bersama-sama mendirikan kamp-kamp
pelatihan di wilayah Jalalabad. Fasilitas ini kemudian digunakan oleh personel
Al-Qaeda.[3]
Abdul
Rasul Sayyaf dilahirkan di Paghman Valley, Afghanistan pada tahun 1946. Sayyaf
adalah seorang politisi Islam yang kontroversial di Afghanistan. Dia mengambil
bagian dalam perang melawan pemerintah pada era 1980-an, dan memimpin Uni Mujahidin
untuk pembebasan Afghanistan.[4] Sementara Ittehad Islam (Persatuan
Islam) pimpinan Abdul Rasul Sayaf baru diubah menjadi partai politik pada tahun
2005, selain menjadi partai politik, Ittehad Islam juga merupakan
organisasi Dakwah Islam di Afghanistan.
Selain
itu, Abdul Rasul Sayyaf juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan
kelompok-kelompok militan seperti Al-Qaeda. Dia juga merupakan anggota kelompok
Ikhwan di Afghanistan yang didirikan pada tahun 1969 oleh Gulbuddin Hekmatyar
dan Dr. Burhanuddin Rabbani, serta memiliki hubungan erat dengan organisasi
Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Kefasihan
Abdul Rasul Sayyaf dalam berbahasa Arab telah mengantarkan dirinya untuk meraih
gelar di bidang agama dari Universitas Kabul dan Master dari Universitas
Al-Azhar di Kairo, Mesir. Abdul Rasul Sayyaf lantas menjadi seorang professor
di sebuah Universitas Islam The Shariat di Kabul sampai tahun 1973. Pada tahun
1974 ia belajar bahasa Inggris agar dapat melanjutkan studi hukumnya di Amerika
Serikat. Namun, dalam perjalanan ke Bandara di Kabul, ia tiba-tiba ditangkap
oleh pasukan keamanan Presiden Daoud Khan. Ia di penjara selama enam tahun,
karena secara aktif terlibat dalam konflik di Afghanistan,[5] dan Rasul Sayyaf
bersama Burhanuddin Rabbani dan Gulbuddin Hekmatyar berencana untuk
menggulingkan Presiden Daoud Khan, namun rencana kudeta mereka terpaksa gagal
dan Sayyaf melarikan diri sebelum kemudian berhasil ditangkap.[6] Namun tidak
lama berselang ia kemudian dibebaskan.
Selama
perang melawan Uni Soviet dan sekutu Afghanistan, ia berhubungan erat dengan
Osama bin Laden. Di wilayah Jalalabad mereka kemudian membentuk jaringan kamp
pelatihan yang digunakan sebagai kamp Al-Qaeda. Tepat pada tahun 1981, Abdul
Rasul Sayyaf memimpin Ittihad Islami Afghanistan. Kelompok ini merupakan
sebuah organisasi Persatuan Islam untuk Pembebasan Afghanistan. Ia juga berhasil
mendirikan universitas,—yang oleh banyak orang disebut sebagai sekolah unggulan
bagi terorisme, dan salah satu sosok yang turut serta di sekolah tersebut
adalah Ramzi Ahmed Yousef, sosok yang mendalangi pemboman pertama World Trade
Center pada tanggal 26 Februari 1993 di New York City Amerika Serikat.[7] Pada
perkembangan selanjutnya, hasil laporan Komisi 9/11 menyebutkan bahwa Abdul
Rasul Sayyaf adalah seorang penasehat Khalid Sheikh Mohammed, seorang kepala
manajer dari pembajakan pesawat dalam peristiwa 11 September 2001.[8]
Pada
tahun 2010, Abdul Rasul Sayyaf memimpin Dawat-i Islami, sebuah kelompok
bersenjata yang beroperasi di Afghanistan setelah jatuhnya Taliban pada akhir
2001 dan kini menjadi partai politik.[9] Selanjutnya, gerakan terorisme
pimpinan Abdul Rasul Sayyaf ternyata berlangsung hingga ke Asia, khususnya
Filipina dan membuat sebuah organisasi yang dirikan oleh Abdul Razak Janjalani,
yang merupakan salah satu murid Sayyaf ketika di Afghanistan. Perkembangan
terorisme di Filipina ini dapat dilihat dari sebuah Kamp Pelatihan yang kita
kenal dengan sebutan Kamp Abu Sayyaf.[10]
[1] Lawrence Wright, Looming
Tower: Al-Qaeda and the Road to 9/11, Sejarah Teror: Jalan Panjang Menuju 11
September, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm. 467.
[2]
Lihat Dalam: Afghan Political Website,” http://www.
afghan-web.com/politics/politicalpics.html
[3] http://www.globalsecurity.org/military/world/afghanistan/sayyaf.htm
[4]
John Lee Anderson. The Lion’s Grave (November 26, 2002 ed.).
Atlantic Books.hlm. 224.
[5]
http://www.globalsecurity.org/military/world/afghanistan/sayyaf.htm
[6]“Afghan
ex-warlord escapes attack”. BBC News. November 20, 2009.
[7]
Lawrence Wright, Sejarah Teror: Jalan Panjang Menuju 11 September, (Yogyakarta:
Kanisius, 2011), hlm. 476.
[8]
Warren, Marcus (12:01am GMT 03/12/2001). “Former bin Laden mentor warns
the West”. London: The Telegraph. Retrieved 2008-04-21. “THE
Islamic scholar who was once a father figure to Osama bin Laden is a quietly
spoken old gentleman with the white bushy beard of a Father Christmas. At
that time I did not see anything particular about him. He was not outstanding
in any way, just one person among many … I found that he was a simple man. I
don’t know how the media have made such a thing out of him.” Lihat juga,
Lawrence Wright, Sejarah Teror: Jalan Panjang Menuju 11 September, (Yogyakarta:
Kanisius, 2011), hlm. 473.
[9]
http://www.globalsecurity.org/military/world/afghanistan/sayyaf.htm
[10]
Shaul Shay and Yoram Schweitzer, “The ‘Afghan Alumni’ Terrorism: Islamic
Militants against the Rest of the World”, ICT Journal, 6 November, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar